Jumat, 13 Maret 2009

Black Motor Community


Jauh dari Citra Geng Motor

Saat video kekerasan geng motor mencuat di media beberapa waktu lalu, banyak pihak dibuat kaget oleh ulah sekumpulan anak muda berandalan yang berlaku bak para bromocorah. Sejak itu, citra geng motor sontak menjadi jelek dan menjadi cibiran masyarakat.


Masih lekat dalam ingatan kita, dalam rekaman video amatir yang diambil oleh salah satu dari anggota geng motor di salah satu daerah, lalu disiarkan oleh hampir seluruh tivi nasional beberapa waktu lalu, terlihat bahwa ketika beraksi anak-anak muda itu begitu terorganisir layaknya perkumpulan profesional (melebihi militer malah). Ketika mengeksekusi target di sebuah lokasi, aksi mereka sangat cepat dan sistemik sehingga aparat keamanan saja tidak sempat mengambil tindakan.

Pada rekaman lain diperlihatkan bagaimana para calon anggota geng motor, yang rata-rata berusia remaja, digojlok alias diplonco oleh para pentolan geng. Tanpa sebab yang jelas, para calon anggota geng motor yang hanya memakai celana kolor dipukuli oleh seniornya. Terlihat pula sesama calon anggota geng motor diadu sembari diteriaki kata-kata kasar oleh para seniornya mirip di arena sabung ayam. Jadi, tak berlebihan ketika terjun ke jalanan, para anggota geng motor ringan saja melakukan kekerasan karena sedari awal mereka sudah dikenalkan dengan budaya kekerasan.

Tentu kita berharap budaya kekerasan tidak ada dalam kamus mereka yang tergabung dalam Black Motor Community (BMC), yang--katanya--saat ini hampir ada di setiap daerah di Indonesia. Apalagi, BMC mengusung sebuah brand yang sudah dikenal sebagai brand yang sangat concern mensponsori kegiatan-kegiatan otomotif, yakni Djarum Black. Jadi sangat mustahil bila BMC dibelokkan menjadi komunitas serupa geng motor karena yang saya dengar, para calon anggota BMC dibekali oleh persyaratan yang cukup ketat tidak hanya sekedar memiliki motor berwarna hitam.

Dari pihak Djarum Black sebagai pembina (supporting) sendiri, tentunya sudah memiliki rambu-rambu atau semacam legal-drafting untuk para BMC sehingga tidak melenceng dari arah kebijakan perusahaan maupun hukum yang berlaku. Karena akan sangat membahayakan sebuah brand yang sudah dikenal memiliki reputasi bagus kalau saja komunitas yang di-support habis-habisan (organisasi sayap kalau di politik praktis) disusupi orang-orang bermental bromocorah. Sukses untuk BMC!

Tidak ada komentar: