Jumat, 02 Januari 2009

Selamat Tahun Baru 2009


Semoga Jadi Tahun yang Lebih Baik

Beberapa teman bertanya kepada saya, kurang lebih maksud pertanyaan mereka: bagaimanakah acara malam pergantian tahun baru saya, di mana merayakannya, dengan siapa, mengapa, meriahkah bla-bla-bla...


Jujur, walaupun saya bukanlah orang yang tak terlalu ambil pusing dengan berbagai macam perayaan, anniversary, milad atau apalah namanya, tapi tak urung saya juga seringkali terseret arus ikut-ikutan suasana, terutama suasana pergantian malam tahun baru yang memang agak berbeda dengan malam-malam biasa. Maklum, di malam tahun baru, hampir semua orang bergembira; besar-kecil-tua-muda. Ada yang menunjukkan kegembiraannya dengan menyulut petasan, meniup terompet, menyaksikan pesta kembang api, konvoi kendaraan bermotor dan sebagainya. Macam-macamlah pokoknya ekspresi setiap orang dalam menyambut tahun baru.

Nah, ekspresi saya dalam menyambut tahun baru 2009, mungkin sedikit berbeda dari kebanyakan orang. Singkatnya, malam pergantian tahun baru 2009 sungguh tak begitu berkesan bagi saya alias sama seperti malam-malam biasa. Sialnya momen malam pergantian tahun baru tahun lalu juga terulang lagi di malam tahun baru 2009. Ini semua--mungkin--karena pada malam yang sama, saya baru tiba dari Surabaya. Selama 2 hari, tanggal 29-30 Desember, saya ditugaskan oleh kantor tempat saya bekerja untuk memenuhi undangan PDAM Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Layaknya remaja-remaja yang lain:-P, sebenarnya saya sudah ada rencana untuk ikut-ikutan larut dalam suasana malam tahun baru bersama seseorang. Tapi demi tugas Negara, akhirnya rencana ini saya putuskan untuk dibatalkan, meski pada akhirnya saya harus menerima komplen karena keputusan sepihak saya tersebut. Kepada orang yang saya maksud, tanpa mengurangi rasa sayang sedikitpun, saya minta maaf untuk waktu dan suasana yang tidak berpihak kepada kita:-(

Saya tiba di Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 19.30 WIB, atau sekitar empat setengah jam jelang tutup tahun 2008. Sesampainya di Jakarta, saya benar-benar capai sekali. Maklum perjalanan Jember-Surabaya memakan waktu sekitar 4 jam dengan kendaraan, sementara Surabaya-Jakarta sekitar 1 jam dengan pesawat. Itupun belum dihitung perjalanan dalam kota dan delay 1,5 jam di Bandara Juanda. Jadi tak begitu perduli saya dengan riuh-rendah warga kota yang sudah mengambil ancang-ancang untuk merayakan pergantian tahun. Entah, energi dan perasaan saya serasa terkuras. Pikiran saya tertuju pada satu tempat favorit saya: Pulau Kapuk. Cepat-cepat saya ingin berlayar mengarungi lautan mimpi yang saya harap menyenangkan seperti pada malam pergantian tahun yang dirayakan oleh banyak orang di muka bumi ini.

Saya tahu di luar sana jutaan orang sedang berdebar-debar menunggu detik-detik pergantian tahun, yang setiap orang berbeda-beda cara pandang dalam memaknainya, sementara saya sudah terbang entah kemana. Keesokan harinya saya bangun pukul 05.00 WIB. Itulah geliat pertama saya di tahun 2009. Setelah Subuhan, saya menyetel tivi yang menayangkan kemeriahan pesta tahun baru dari berbagai belahan dunia, lengkap dengan kejadian-kejadian--baik yang menyengkan pun yang menyedihkan. Di beberapa tempat terjadi kebakaran jelang tutup tahun, sementara penghuninya sedang asyik merayakan malam tahun baru di tempat lain. Tak terhitung jumlah kecelakaan lalu-lintas yang juga meningkat. Di Thailand ada satu tempat hiburan malam yang terbakar dan menewaskan puluhan orang di dalamnya akibat petasan yang digunakan untuk menyambut pergantian malam tahun baru.

Saat menyetel tayangan infotainmen, saya menyaksikan beberapa selebriti ditanya oleh wartawan mengenai harapan (resolusi) di tahun baru 2009. Saat pertanyaan serupa saya ajukan pada diri saya sendiri, saya hanya menjawab--nyaris tak terdengar karena memang hanya saya yang mendengar--saya ingin lebih baik dari tahun kemarin. Saya pikir pembaca blog ini juga memiliki keinginan yang sama agar di tahun 2009 kita menjadi lebih baik dalam segala bidang. Selamat tahun baru Masehi 2009. Sukses untuk kita semua!