Selasa, 18 Desember 2007

Selamat Tahun Baru 2008



Pulang Kampung Ah…

Senin kemarin, kami mendapat surat edaran dari bigbos. Isinya membuat semua merasa senang berseri-seri: cuti bersama dari tanggal 20 Desember sampai tanggal 2 Januari. Wah, benar-benar berita baik.

Saat membaca surat edaran yang dinanti-nanti itu, pun saat sebelumnya saya telah mendengar kasak-kusuk soal cuti bersama ini, dalam kepalaku sudah terbayang kampung halaman. That’s right, saya memutuskan untuk pulang kampung sajalah. Insya Allah dalam waktu dekat ini saya luncur ke kampung halaman saya, Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang. Ikutikutikut... :-P

Bukan apa-apa, selain senang--mudah-mudahan--bisa kumpul bersama keluarga lagi, momentum pulang kampung kali ini bisa dikatakan putaran episode kedua dari “terbukanya” isi kepala ini mengenai dunia wirausaha (UKM maksudnya). Momen pulang kampung kali ini akan kumanfaatkan untuk menindaklanjuti angan-angan saya mengenai dunia yang satu itu.

Oyah, di penghujung Desember 2007 ini, di kalender tertera tanggal yang manis-manis dan cantik-cantik (maksudnya banyak tanggal merahnya). Mulai Idul Adha, Natal dan Tahun Baru. Tanggal merah, bagi mereka yang biasa terjebak pada rutinitas kantoran merupakan tanggal yang dinanti-nantikan alias tanggal keramat. Yang lebih menggembirakan, penghujung tahun 2007 ini sebagian institusi seperti PNS menerapkan cuti bersama untuk karyawannya. Asik yah…

Khusus untuk tahun baru, saya yakin banyak yang sudah punya rencana-rencana spesial. Saya ucapkan selamat menyambut Tahun Baru 2008 dengan tenang dan damai. Semoga tahun 2007 menjadi tahun kenangan indah, dan tahun 2008 adalah tahun harapan yang jauh lebih indah. HappY nEW YeAR!!! :-D

IKLAN NIH ...

Senin, 17 Desember 2007

Mengapa Kita Harus Berkurban


Nilai Sosial Idul Qurban

Ibadah kurban hakikatnya adalah perintah Tuhan untuk mengorbankan dan menyembelih sifat egois, sikap mementingkan diri sendiri, rakus dan sikap serakah yang dibarengi dengan kecintaan kepada Allah yang diwujudkan dalam bentuk solidaritas dan kesetiakawanan sosial.

Sungguh saya sangat beruntung dilahirkan sudah beragama Islam. Entah bagaimana ceritanya kalau, seumpama yah, saya dilahirkan dari keluarga yang non muslim. Saya tidak yakin orang seperti saya bisa memiliki kecerdasan spiritual yang tajam sehingga saya tercerahkan dengan kesadaran sendiri (menjadi muallaf). Hehe bukan saya under-estimate pada diri sendiri loh...

Islam, bagi saya yang awam ini, benar-benar menjadi penuntun jalan hidup yang sangat mulia. Tentu saja kalau tuntunan Rasul dijalankan dengan sebenar-benarnya seperti sholat lima waktu, puasa, zakat, syukur-syukur bisa berhaji ke tanah suci. Itu tuntunannya, pelaksanaannya? Wah itu mah dikembalikan ke diri kita masing-masing.

Seperti agama-agama lain, Islam juga mengenal hari-hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, Isra Mi’raj, Maulid Nabi dan Tahun Baru Islam. Berkaitan dengan hari besar ini, sebentar lagi umat muslim di seluruh dunia akan merayakan Idul Adha 1428 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 20 Desember 2007.

Setiap ritual yang ada dalam Islam, kalau kita cermati, ternyata mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Lagi-lagi, ini dari kacamata orang awam loh. Contoh misalnya sholat, kalau kita menjalankannya dengan keikhlasan, ternyata sholat bisa menjadi rambu-rambu kita mencegah perbuatan munkar. Dari sisi kesehatan? Tak sedikit yang telah merasakan manfaat dari gerakan sholat bagi kebugaran tubuh. Bahkan ada loh yang telah membuktikan sendiri, ternyata sholat bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Kalau mau diurai satu demi satu makna-makna dari tuntunan Islam yang lainnya, lagi-lagi dari kacamata orang awam loh, tentunya akan sangat panjang sekali, guys... Nah, kebetulan sebentar lagi umat Islam akan merayakan Idul Adha 1428 Hijriah. Tentunya, bagi umat muslim sendiri, sedikit banyak sudah tahu pesan apa yang terkandung dari ibadah kurban ini.

Berdasarkan sejarah yang tertulis di Al-Quran, ibadah kurban sendiri diambil dari sejarah pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putra satu-satunya, Ismail AS. Namun, saat keimanan dan keikhlasan Nabi Ibrahim AS telah ditunjukkan, dengan kebesarannya Allah mengganti Ismail AS dengan seekor domba.

Dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS itulah, penyembelihan hewan kurban yang rutin dilaksanakan umat Islam hakikatnya, menurut beberapa ustadz yang saya sering dengar ceramahnya, tidak lebih dari bentuk ibadah yang meniscayakan arti pentingya kesetiakawanan sosial dan wujud ketakwaan seorang hamba kepada Tuhannya.

Hal tersebut terlihat jelas dari pesan dalam kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS, dan diperkuat firman Allah dalam Alquran: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar:1-2).

Ibadah kurban, menurut ustad lagi, hakikatnya adalah perintah Tuhan untuk mengorbankan dan menyembelih sifat egois, sikap mementingkan diri sendiri, rakus dan sikap serakah yang dibarengi dengan kecintaan kepada Allah yang diwujudkan dalam bentuk solidaritas dan kesetiakawanan sosial.

Selamat Idul Adha 1428 Hijriah. Semoga kita bisa memaknai ibadah kurban lebih dalam lagi dari sekedar yang dituliskan di sini. Maaf kalau ada salah-salah yah...

zwani.com myspace graphic comments
Myspace Islam Comments

Jumat, 14 Desember 2007

Haruskah Seumur Hidup Jadi Orang Gajian?


Kata Orang Pintar sih Jangan Mau

"Kehidupan Anda hari ini adalah hasil dari cara berfikir Anda kemarin. Kehidupan Anda besok akan ditentukan oleh apa yang Anda pikirkan hari ini.”

Valentino Dinsi, penulis buku “Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian

Suatu hari, ketika saya (secara tak sengaja) berada di sebuah toko buku terkenal di Jakarta, ada sebuah buku yang cukup menggelitik tersempil di antara buku-buku lainnya. Dari judulnya saja sudah sangat menggugah rasa ingin tahu setiap yang membaca. Judulnya, menurutku, sangat amat provokatif banget: ”Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian” hmm

Jujur, daku tidak sampai hati eh, tidak sampai habis maksudnya, membaca buku setebal 315 halaman yang termasuk best seller itu. Maklum, namanya juga baca di tempat alias numpang alias nebeng, jadi bacanya tidak terlalu leluasa gitu loh:-P…

Pada prinsipnya buku karya Valentino Dinsi ini tak berbeda dengan buku-buku lainnya yang bercerita mengenai prospek dunia wirausaha (entrepreneurship). Lebih spesifik buku ini memberi semangat dan menuntun pembaca, terutama Anda yang saat ini berstatus karyawan, untuk menjadi entrepreneur sejati.

Hadirin dan hadiroti yang terhormat, dalam mengarungi hidup yang penuh ombak dan kerikil ini tentunya kita punya pilihan-pilihan. Sok ateuh, asalkan pilihan tersebut membuat kita bahagia dan cara mendapatkan keuntungan itu tidak merugikan pihak lain, syukur-syukur bisa mendatangkan manfaat buat banyak orang. Nah, semua berpulang pada diri kita masing-masing, guys...

Bekerja pada pihak lain (menjadi karyawan) atau menciptakan pekerjaan sendiri (wiraswasta), tentunya juga merupakan pilihan. Sebagai sebuah pilihan, keduanya juga memiliki prospek dan resiko masing-masing. Lagi-lagi, tinggal berpulang ke kitanya, siapkah kita dengan resiko-resiko itu? Atau kita sudah terlanjur nyaman dengan apa yang kita raih saat ini, dengan hanya menjadi karyawan misalnya? Atau kita mau mencoba mengembangkan sumber penghasilan lain di luar pekerjaan tetap kita?

Sodara soda’a, di dunia ini tidak ada orang yang tidak ingin menjadi kaya secara finansial, bahkan orang sanggup melakukan perbuatan apa pun untuk menjadi kaya, termasuklah melakukan korupsi. Saya sangat sepakat sekali soda’a soda’a. Semua orang pasti memiliki keinginan dan berjuang untuk meraih impian menjadi kaya, minimal bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Namun, soda’aku yang berbahagia, bukan kapasitas saya untuk menjabarkan bagaimana menjadi kaya. Orang-orang seperti penulis buku Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian yang super-keren itu mungkin salah satu yang bisa dijadikan rujukan. Kalau kata ane sih, semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Sedikit membuka cakrawala tentang sesuatu yang menarik minat kita, tak ada salahnya untuk dilakukan. Slow but sure, man...

Selamat merenungi dan tetap bersemangat!

Kamis, 13 Desember 2007

Setiap Hari adalah Spesial...



Memaknai Hari Ulang Tahun

Hari ulang tahun bagi banyak orang adalah hari yang sangat spesial, bagi sebagian lagi mungkin dianggap biasa-biasa saja. Begitu pula halnya dengan merayakan ulang tahun, bagi banyak orang mungkin sebuah keharusan, namun bagi yang lain mungkin sebaliknya.

Jujur, dari sejak saya lahir hingga sebesar ini, tidak pernah saya merayakan hari ulang tahun, pesta-pestaan tiup lilin atau apalah…(kecian deh loh:-P). Merayakan ritual satu ini memang tidak terlalu populer di keluarga kami, kuno yah? Dan saya pun tidak pernah protes dengan kondisi tersebut. Yang berkesan pada momen ini, paling, pernah satu kali saat duduk di kelas III SMU, saya dilempari telur dan tepung oleh teman-teman. Sejak itu saya jadi trauma hehe...

Blogger, saya memang termasuk cuek untuk urusan peringat-memperingati hari ulang tahun. Saking acuhnya, saya bahkan sering lupa hari ulang tahun sendiri. Tapi saya bersyukur masih ada yang perhatian dan mengucapkan selamat. Ya ampun, bertambah lagi usia dan berkurang satu tahun lagi umur ini…

Apa sih sebenarnya makna hari ulang tahun itu? Saya tidak begitu paham. Kata orang, ulang tahun adalah momentum yang sangat tepat untuk mengevaluasi apa saja yang telah kita perbuat, pencapaian apa saja yang telah kita raih, plus kegagalan apa saja yang bisa membuat kita belajar pada satu tahun belakang ini. Semua itu menjadi bekal bagi kita untuk lebih baik lagi mengarungi hidup ini.

Merayakan ulang tahun dengan pesta-pestaan juga bukan sesuatu hal yang dilarang. Toh bila dengan merayakan ulang tahun kita bisa lebih mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, kerabat, teman-teman dan orang terdekat lainnya, yah kenapa tidak. Perayaan ulang tahun baru bisa dilarang ketika ia menjadi alat untuk merugikan pihak-pihak lain.

Masalahnya merayakan ulang tahun membutuhkan kesiapan. Terutama waktu dan materi. Saya termasuk orang yang tidak mau ribet “meluangkan” waktu untuk hal seperti itu. Apalagi untuk sebuah pesta-pestaan, dikerubuti banyak orang yang bernyanyi-nyanyi untuk kita. Entah, saya terlalu low-profile untuk hal semacam itu:-(. Bukan apa-apa, malu dan risih rasanya hehe... (Dasar emang nggak berbakat jadi selebritis lu!).

Hari ini, tanggal 13 Desember saya ulang tahun. Yang ke berapa? tujuhbelas dong:-P. Jujur, tidak ada yang spesial (nothing special) selain ucapan dari seseorang. Subuh-subuh tadi, saat mata ini masih terpejam di lautan kapuk, dia SMS dan telepon: “Selamat ulang tahun yahTraktirannya jangan lupa…?” :-D

Rabu, 12 Desember 2007

Pesan Moral Film Horor Indonesia


Untuk Para Koruptor dari Hantu Paling Mulia di Dunia

Mereka tidak korupsi, bila pun ada yang merasa takut atau pura-pura takut, itu dasar orangnya saja yang penakut. Mereka juga tergolong makhluk yang ikhlas, bayangkan dengan bumingnya film horor yang mengeksploitasi keberadaan para hantu itu, toh mereka tidak meminta royalti sepeser pun dari keuntungan tersebut. Dan yang terpenting, mereka telah menghibur masyarakat kita yang sudah terlalu jenuh dengan berita korupsi yang tidak ada habis-habisnya di republik “horor” ini.

Terlepas dari pro-kontra film horor yang katanya tidak memberikan nilai-nilai edukasi kepada masyarakat penonton kita, ada pertanyaan menarik seputar film horor made in Indonesia yang belakangan marak diproduksi. Mengapa film horor banyak digemari masyarakat? Ternyata, salah satu faktornya karena hantu-hantu kita adalah hantu yang paling mulia di dunia. Nah, gimana ceritanya?

“Coba saja Anda saksikan film horor Indonesia. Pasti hantu atau setan dalam film horor Indonesia bisa memberi nasihat moral yang mencerahkan,” kata budayawan dan sineas Garin Nugroho saat memberikan orasi budaya bertema Pendidikan Karakter Kunci Kemajuan Bangsa, di Jakarta, belum lama ini.

Garin mengatakan, ada sebuah film horor yang menampilkan cara-cara memperoleh kekayaan dengan cara yang instan. Misalnya, dengan menjadi hewan. Orang yang ingin kaya menjadi hewan lalu mengambil uang. Namun, sang dukun menasihatinya, kalau mau mengambil uang, ambillah uang para koruptor.

“Lha kalau begini, tidak usah ada KPK alias Komisi Pemberantasan Korupsi. Semua hewan jadi-jadian kumpul, lalu mengambil uang para koruptor. Tidak perlu alat penyadap. Cukup konsesi para hewan jadi-jadian itu saja,” kata Garin Nugroho seolah mentertawakan realitas bangsa ini.

Para pembaca yang budiman (berbudi dan beriman), anekdot/ilustrasi di atas rasanya agak sedikit nyambung dengan kondisi kekinian kita dewasa ini. Pertama, soal fenomena film horor kita yang belakangan ini sangat digandrungi masyarakat (terutama kalangan muda), plus dengan kontroversi yang membuntutinya. Kedua, tanggal 9 Desember lalu diperingati sebagai Hari Anti Korupsi Sedunia.

Kita sadar, bahwa sebenarnya dampak dari ulah para koruptor yang menjarah uang rakyat memang jauh lebih pedas dari sekedar mendebatkan film-film bergenre horor. Meminjam istilah Wapres Repubik mimpi Jarwo Kwat--that’s right brother. Meski sama-sama kita pahami, tentu ada saja ekses yang bisa timbul dari film yang “hanya” menawarkan nuansa berdarah-darah dan hantu-hantuan. Toh tidak semua orang bisa mengambil benang merah (pesan) yang positif dari sebuah film. Seperti Mas Garin Nugroho itu loh…

Banyak yang berpendapat korupsi adalah penyakit kronis bangsa ini. Rasanya kita sangat sepakat sekali, brother!:-P Ingat pernyataan Bung Hatta, Prof Dr Sulmitro dan Kwik Kian Gie yang mengatakan korupsi sudah membudaya di negeri ini. Dari korupsi remeh-temeh seperti dalam proses pembuatan KTP di kelurahan hingga korupsi kelas kakap seperti kasus BLBI yang merugikan negara lebih dari Rp 650 triliun. Masya ampun.

Akibat korupsi, yang merusak sendi-sendi perekonomian makro, kita menjadi bangsa yang tidak pernah bisa bangkit seperti tetangga kita, Malaysia dan Singapura. Padahal, beuh, katanya negara kita kaya akan sumberdaya alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke. Ingat sebuah julukan yang disematkan bagi negeri ini: “Negeri Untaian Zamrud Khatulistiwa”. Di dalam perut bumi kita terdapat kekayaan yang melimpah ruah dari mulai batu mulia, gas, minyak bumi dan sumberdaya air. Soal tanah, negeri kita juga terkenal sangat subur. Kelompok Koes Plus bahkan mengibaratkan tanah kita sebagai tanah syurga, lempar tongkat saja bisa tumbuh jadi tanaman. Hebat yah?

Brother, inilah fakta tentang bangsa kita yang tercinta ini. Meski sumberdaya alam kita melimpah, tapi kita termasuk dalam kategori negara miskin. Dari sisi utang, menurut data Departemen Keuangan per Maret 2005, utang kita mencapai Rp 1.282 triliun. Pengangguran untuk tahun 2007 mencapai lebih dari 15 juta orang. Angka kemiskinan? Jangan dikata, hampir separoh dari jumlah penduduk yang mencapai 230 juta jiwa.

So, mari kita sama-sama camkan dalam diri kita bahwa korupsi adalah tindakan tidak terpuji yang bisa menghancurkan bangsa ini hingga ke titik nadir. Kita tidak pernah beranjak besar meski sumberdaya alam kita melimpah ruah. Itulah faktanya, brother. Para koruptor itu, merekalah yang sepatutnya kita takuti dan menjadi musuh kita bersama. Merekalah hantu yang sebenarnya yang kebetulan memakai topeng yang bagus-bagus dan selalu tampil kinclong loh…

Salam manis...

Jumat, 07 Desember 2007

Ada Apa dengan Perubahan Iklim?


Ini Serius Lohh…

Nusa Dua, Bali, saat ini sedang di puncak sorotan dunia. Ini berkaitan dengan perhelatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim dan Pemanasan Global (UNFCCC), yang berlangsung tanggal 3-14 Desember 2007. KTT ini dihadiri sedikitnya sepuluh ribu peserta dari 189 negara.

Blogger, perubahan iklim atau bahasa kerennya climate change, beberapa tahun terakhir sudah sangat mengkhawatirkan. Inilah salah satu poin yang dibahas oleh pemimpin dunia di KTT Nusa Dua, Bali. Jadi, ini serius loh...

Kata para ahli, perubahan iklim bisa menimbulkan dampak yang sangat merugikan kehidupan umat manusia. Dampak tersebut sudah kita rasakan saat ini seperti tidak menentunya musim hujan dan kemarau, lalu suhu udara terasa panas menyengat, kekeringan di mana-mana, kebakaran hutan, banjir, tanah longsor, serta munculnya berbagai wabah penyakit. Cape deeyyy…

Fenomena ini tentunya membuat kualitas hidup manusia, terutama di negara miskin seperti Indonesia, menjadi semakin terpuruk. Perubahan iklim memperparah tingkat kemiskinan penduduk dunia. Ini serius loh! Belum lagi dampak lain perubahan iklim yang seringkali tidak kita sadari adalah mencairnya es di Kutub Utara sono. Mencairnya es di kutub ini, masih menurut para ahli, dalam prosesnya terjadi secara perlahan alias slow motion. Namun, meski proses pencairan es di Kutub Utara terjadi secara perlahan-lahan, tapi jangan dianggap sepele, dampaknya akan sangat terasa bagi generasi mendatang loh...

Lagi-lagi menurut para ahli, terus mencairnya lapisan es di Kutub Utara dalam empat tahun terakhir membuat Benua Arktik menyusut hingga ke ukuran yang terkecil dalam seabad terakhir. Sampai dengan September 2007 lalu, seperti dilaporkan Dewan Arktik (Arctic Council) yang terdiri dari 250 ilmuan, luas area es di Laut Arktik menciut menjadi hanya 2,05 juta mil atau setara dengan 5,31 juta kilometer persegi. Jika hal ini terus terjadi, kata para ahli, sebelum berakhirnya abad ke-21 Kutub Utara akan mengalami musim panas yang sepenuhnya tanpa es! :-(

Blogger, jika hal tersebut benar-benar terjadi, tentu kita bertanya-tanya: “Kemanakah gerangan larinya lelehan bongkahan es di Kutub Utara yang mencair itu?” Kata para ahli, larinya yah ke laut juga. Masa ke kotak amal sih? :-P Ini artinya permukaan air laut dunia akan semakin meningkat. Duhai, meningkatnya permukaan air laut (intrusi) bisa menimbulkan pasang yang berlebihan bahkan bisa menenggelamkan daratan! Kejadian pasang yang dialami sebagian wilayah Jakarta Utara dan Tangerang belum lama ini merupakan contoh yang sangat nyata. Masya ampun, serius kan!?

Menurut para ahli, fenomena alam ini terjadi karena peningkatan suhu bumi alias pemanasan global. Hampir semua ahli yakin, pemanasan global (global warming) terjadi karena terperangkapnya panas matahari di dalam atmosfer bumi. Hal itu disebabkan oleh makin banyaknya jumlah berbagai gas rumah kaca (greenhouse gases). Di antaranya termasuk karbon dioksida yang berasal dari gas buangan kendaraan bermotor dan industri. Nah, Kota Jakarta, yang setiap hari macet itu, ternyata menyumbang kontribusi yang tidak kecil bagi percepatan pemanasan global!

Wah pinter yah kamu…? Ini serius tauk! :-P

Blogger, melalui forum ini, duhai, marilah sama-sama kita lebih bijak dalam bersikap. Mari kita sama-sama “mendinginkan” bumi, meski cara yang bisa kita tempuh tidak terlalu signifikan mengurangi dampak pemanasan global yang sudah di ambang mengkhawatirkan ini. Toh kalau kesadaran telah dimiliki oleh banyak orang di dunia ini, tentu tidak sulit untuk menghambat fenomena perubahan iklim. Cara sederhana tersebut antara lain:

1. Matikan listrik ketika tidak digunakan. Usahakan jangan meninggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger HP, TV atau komputer serta alat-alat elektronik lainnya dari stop kontak. Meskipun listrik tidak mengeluarkan emisi karbon, tetapi ternyata pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar fosil penyumbang besar emisi.

2. Jika anda memakai AC aturlah suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24ยบ C. Tutuplah pintu dan jendela selama AC menyala dan gunakan timer (untuk AC, TV, microwave, oven, magic jar, dll).

3. Menanam pohon di lingkungan sekitar kita. Hal ini sangat bermanfaat untuk menambah rindang halaman rumah dan untuk penghijauan sehingga suasana terasa lebih dingin. Selanjutnya atur pengeluaran atau pembuangan asap pada kendaraan kita agar asap tidak menambah parah polusi di daerah kita. Jika perlu, bagi mereka yang punya kendaraan pribadi, apa salahnya menggunakan kendaraan umum ketika berangkat bekerja. Toh dengan cara ini selain bisa menghemat pengeluaran, juga bisa menurunkan kadar pengeluaran emisi karbon.

4. Bagi anda yang suka membakar kertas, stop sekarang juga. Hematlah penggunaan kertas karena bahan baku kertas tersebut berasal dari kayu. Dan tidak bisa dipungkiri industri kertas adalah salah satu penyebab maraknya illegal logging.

5. Jangan bakar sampah plastik karena pembakaran plastik bisa menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Sebaiknya dikumpulkan saja untuk didaur ulang.

That's very simple kan? Seperti kata Aa Gym kuncinya 3 M; mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari sekarang! Mari sama-sama kita katakan: "Stop Global Warming!"

(Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber online demi perbaikan kualitas hidup kita semua, serta masa depan generasi mendatang)


Kamis, 06 Desember 2007

Apakah Etos Kerja Profesional Itu?


Apakah Anda Pernah Mendengar Seperti Ini?

“Uugh ... BeTe banget nih. Masih pagi kerjaan udah numpuk gini, mana belum sarapan lagi, tadi macet di jalan, eehhh ... si Bos masih juga ngga punya perasaan, ngasih kerjaan ga pake takaran. Cuaaapeee deeeeyy...”

Atau…
“Gimana sih si Jeky ... udah tau deadline-nya hari ini, kerjaannya masih belum kelar, pake acara ga masuk segala lagi. Dasar ngga bertanggungjawab!!!”

Atau…
“Loh, bukannya harga 1 rim kertas Rp 25 ribu? Kok di kwitansinya Rp 50 ribu? Pppssssstttt… udahlah tenang aja, perusahaan ngga tau ini…”

Atau…
“Lo ngapain, cape-cape kerja keras, P10 (Pergi Pagi Pulang Petang Pantat Panas Penghasilan Pas Pasan Pula), mendingan santai kaya gue… gajinya sama aja kok, ga naik-naik…”

Atau…
“Ehh, coba liat deh, perusahaan X baru lounching produk baru, keren banget. Tim marketingnya kreatif sih... ga kaya kita, mulut sampe berbusa juga jualan ga bakalan laku produknya itu-itu melulu, iklannya begitu-begitu aja. Kita aja bosen jualinnya, apalagi pelanggan...”

Atau…
“Laporan Pak, bulan ini barang kita yang di-rejeck meningkat hampir 15%. Kemasannya mudah sobek akibat diganti dengan kualitas yang lebih rendah...”

Atau…
“Gimana nih Pak Adi, banyak customer komplain, katanya pelayanan kita lambat, distribusi sering telat, karyawannya judes-judes bisa-bisa pelanggan lari semua...”

Nah ... itulah fakta yang terjadi di lapangan yang jika disimpulkan:

Adanya budaya suka mengeluh, banyak menuntut, egoisme tinggi, terbiasa kerja seenaknya, suka main terabas, gemar kambing hitam, senang manipulasi. Kebiasaan kerja serba tanggung, suka menunda-nunda, disiplin kerja rendah, malas, kurang inisiatif, daya juang rendah, tidak fokus, sinis dan apatis, minim gairah kerja. Terjebak rutinitas, alergi terhadap pembaharuan, miskin kreatifitas, standar mutu rendah, suka menggampangkan, minim ketekunan. Berkurangnya semangat melayani, meras diri dibutuhkan, besikap arogan.

Apakah Etos Kerja Profesional itu?
Delapan Paradigma Kerja Profesinal:


Etos 1: Kerja adalah Rahmat; Aku Bekerja Tulus Penuh Rasa Syukur
Etos 2: Kerja adalah Amanah; Aku Bekerja Benar Penuh Tanggungjawab
Etos 3: Kerja adalah Panggilan; Aku Tuntas Penuh Integritas
Etos 4: Kerja adalah Aktualisasi; Aku Keras Penuh Semangat
Etos 5: Kerja adalah Ibadah; Aku Bekerja Serius Penuh Kecintaan
Etos 6: Kerja adalah Seni; Aku Bekerja Cerdas Penuh Kreativitas
Etos 7: Kerja adalah Kehormatan; Aku Bekerja Tekun Penuh Keunggulan
Etos 8: Kerja adalah Rahmat; Aku Bekerja Paripurna Penuh Kerendahanhati

Konsep dan pendekatan ini dikembangkan oleh Mr. Ethos Jansen Sinamo, Guru Etos Indonesia, yang diujungnya memperkuat karakter, kompetensi, konfidensi dan kinerja tinggi.

Rabu, 05 Desember 2007

Belajar Bikin Ketupat


Ketupat? Wah semua orang pasti sudah tahu benda apakah gerangan. Apalagi bagi kaum muslimin yang di saat Lebaran tiba, biasanya akan selalu bertemu dengan anyaman daun kelapa yang di dalamnya diisi beras yang direbus ini. Hmm…ingat ketupat kok tiba-tiba jadi ingat teman-temannya yah; ada opor ayam, ati ampela, plus sambal goreng dan empingnya. ;-P

Tapi ngomong-ngomong, tidak semua orang loh bisa membuat ketupat. Terlebih bagi anak muda jaman sekarang yang biasanya lebih menyukai hal-hal yang berbau hi-tech semacam internet dan telepon seluler (handphone). Menganyam ketupat ternyata gampang-gampang susah. Yuk, kita coba langkah berikut ini.


1. Mula mula lilit daun kelapa seperti rajah di atas membentuk tiga gelungan pada setiap belah tangan.


2. Kemudian sisipkan daun dari kanan ke kiri berselang-seli atas dan bawah. Lakukan proses ini untuk setiap gelungan.


3. Wow, sekarang ketupat Anda sudah selesai! Ingat, jika gagal coba saja terus sampai kapok, eh sampai bisa. Selamat mencoba! :-D

Senin, 03 Desember 2007

Media Indonesia


Rendah, Perhatian atas Temuan Karya Anak Bangsa

Kepedulian pemerintah dan beberapa elemen terkait lainnya terhadap temuan teknologi baru karya anak bangsa ternyata belum seperti yang diharap. Kenyataannya para penyelenggara negara lebih interest memikirkan bagaimana memperpanjang kekuasaan, berbagi-bagi proyek yang bisa memberikan keuntungan pribadi/kelompok, ketimbang memikirkan kesejahteraan rakyat, alih-alih memikirkan teknologi baru karya anak bangsa sendiri, yang bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa.

Saya merasa sedih dengan kenyataan ini. Di negeri ini, ada sebuah temuan teknologi baru di bidang pembangunan fisik konstruksi yang diberi nama Teknologi Delta Qualstone SK.125 (selanjutnya disingkat TDQ SK.125) yang telah ditemukan 20 tahun yang lalu, namun hingga kini belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah.

Untuk diketahui TDQ SK.125 adalah temuan teknologi baru produk bahan bangunan multifungsi (untuk membuat rumah, talud, turap, jembatan, trotoar, jalan, dinding, bahkan landasan pesawat terbang dan lain-lain). Teknologi ini juga bisa menjadi solusi rehabilitasi pembangunan rumah penduduk yang rusak akibat bencana alam dalam waktu yang cepat, dan bisa dijadikan solusi pembangunan rumah di daerah-daerah rawan gempa dan tsunami.

Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan antara lain dari sisi kualitas sangat kuat (batu beton cetak/cor) standar K.125, anti gempa (karena dari setiap pertemuan batu terdapat toleransi 2 mm), knock-down, ramah lingkungan (karena tidak melakukan pengerukan tanah dan pembakaran dalam proses pembuatannya), cepat (untuk membangun rumah tipe 36 bisa selesai dalam hitungan jam), serta lebih murah hingga 20 persen dibanding menggunakan produk bahan bangunan sejenis (batubata merah dan batako).

Sebagai sebuah karya intelektual, TDQ SK.125 telah didaftarkan pada Departemen Kehakiman, Ditjen HAKI dan HAM dengan nomor Paten: S00.2002.00127, Desain: A00.2002.01748, dan Merek: D00.2002.18573-18783. Selain itu, TDQ SK.125 telah beberapa kali mengikuti pameran industri di Sumatera Selatan, serta telah diuji di Balai Besar Pengujian Barang dan Bahan Teknik (B4T) Bandung dan terdaftar di Business Technology Center - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BTC-BPPT).

Apabila teknologi ini bisa dikembangkan secara industri, tentu akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Lebih jauh akan berdampak positif bagi perekonomian bangsa apabila lisensi teknologi ini telah diakui dunia. Dari sisi kebanggaan (pride) sebagai bangsa, kita akan dicatat sebagai bangsa penemu teknologi yang bisa menjadi solusi pembangunan di bidang fisik konstruksi termutakhir di dunia. Tidak seperti selama ini, bangsa ini hanya dikenal sebagai salah satu negara terkorup di dunia.

Semestinya, apa pun karya anak bangsa yang sifatnya positif, bisa menjadi jawaban atas persoalan bangsa ini (kemiskinan, kebodohan, stigma negatif dll). Namun sangat disayangkan, penyelenggara negara ini tidak pernah berpikir panjang bagaimana mendorong anak bangsa bisa berkarya lebih baik, sekaligus mengangkat karya-karya tersebut sebagaimana mestinya.

Melalui forum ini kami sangat berharap para penyelenggara negara bisa lebih memperhatikan temuan tekologi karya putra bangsa yang bisa memberikan nilai tambah dan dampak positif bagi kemajuan bangsa. Bila perlu, melalui instansi yang berwenang, temuan-temuan teknologi baru yang selama ini belum diperhatikan, yang jumlahnya mencapai ribuan, diregistrasi ulang. Selanjutnya, dipilah-pilah mana saja teknologi yang benar-benar bermanfaat dan bisa memberikan nilai tambah dalam kehidupan. Teknologi seperti itulah kiranya yang diberikan bantuan untuk dikembangkan sebagai aset bangsa.

Penyelenggara negara (pemerintah dan DPR), demi keberlanjutan bangsa ini ke depan, sudah saatnya mengubah paradigma dan pola pikir negatif hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok, tanpa memikirkan kepentingan yang lebih luas. Persoalan demi persoalan yang mendera bangsa yang tak ada habis-habisnya harus segera dicarikan solusi penyelesaian. Salah satunya dengan memberdayakan temuan teknologi anak negeri yang bisa bersaing di dunia internasional.

Pengirim: Ahmad Zazili
Dimuat di rubrik “FORUM” Media Indonesia
Sabtu, 1 Desember 2007