Kamis, 03 Januari 2008

Banjir Oh Banjir


Politisi Jangan Cuma Berjanji!

Seperti biasa, Jakarta kembali “berlangganan” banjir. Hujan sedikit saja sebagian besar jalanan dan rumah penduduk sudah digenangi air. Sungguh ironis, Jakarta yang di waktu musim kemarau termasuk daerah rawan sumber air, di musim hujan malah dihadiahi air yang melimpah ruah.

Pagi kemarin, Rabu 2 Januari 2008, saya tiba di Jakarta dari Kota Bengkulu dengan menumpang bis Putra Rafflesia. Memasuki Kota Jakarta, dari mulai wilayah tol Kebun Jeruk, hujan berfrekuensi sedang sudah menyambut bis yang kami tumpangi.

Dari berita yang saya lihat di televisi, ternyata hujan memang sudah mulai melanda ibukota sejak beberapa hari yang lalu. Dan benar saja, beberapa titik langganan banjir seperti sebagian wilayah Kampung Melayu, Jatinegara, Cawang dan Cililitan seperti tahun yang sudah-sudah harus rela didatangi tamu yang tak diundang.

Apa penyebab banjir? Ada banyak. Tapi tentu tidak bisa sepenuhnya menyalahkan masyarakat, misalnya, yang mempunyai kebiasaan membuang sampai sembarangan di got dan sungai-sungai. Dalam hal ini, menurut saya, semua pihak harus bertanggung jawab menjaga lingkungan tetap bersih.

Namun sudah sewajarnya pula bila pihak yang paling disorot dari masalah banjir yang seperti tidak pernah selesai ini adalah pemerintah. Ada banyak hal mengapa banyak yang menuntut pertanggung jawaban pemerintah terhadap persoalan ini.

Pertama, soal penegakan hukum aparat pemerintah (kepolisian, departemen terkait dan lembaga peradilan) terhadap pelaku penebangan hutan (illegal logging) yang seperti menegakkan benang basah. Kedua, pemerintah tidak punya konsep yang jelas bagaimana menciptakan dan membangun infrastruktur kota yang bebas banjir. Sejauh ini pemerintah beralasan terkendala persoalan dana.

Apapun, sudah sewajarnya bila pemerintah membuka mata terhadap persoalan ini. Apalagi Gubernur yang sekarang, Bapak Fauzi Bowo, seingat saya pada waktu kampanye dahulu pernah berjanji bisa mengatasi banjir apabila ia terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012. Waktu itu jargon yang diusung Fauzi Bowo bunyinya begini: “Persoalan Banjir, Serahkan pada Ahlinya!” Jadi wajar kalau sekarang masyarakat bertanya, kemanakah gerangan ahlinya?

Tentu terlalu cepat untuk menagih janji itu mengingat untuk mengatasi persoalan banjir bukanlah perkara mudah. Namun, setidaknya ini menjadi ukuran ternyata mengatasi banjir tak bisa selesai hanya dengan bicara. Mari sama-sama kita berbuat tanpa harus menunggu janji pemerintah.