Kamis, 05 Maret 2009

Delapan Hari di Gorontalo


Tak Perlu Keliling Dunia

Selama delapan hari, 24 Februari-3 Maret, saya berada di Provinsi Gorontalo untuk sebuah urusan pekerjaan. Sungguh, orang-orangnya, alamnya, kotanya, atau makanannya sangat mengena di hati saya. Apalagi bila ingat sup kaldu kaki sapi nasi kuning yang membuat perut saya krunyuk-krunyuk bila mengingatnya…


Saat saya berada di Limboto (Ibukota Kabupaten Gorontalo), yang berjarak sekitar 12 km dari ibukota provinsi, saya agak kaget melihat sebuah menara yang menjulang setinggi 65 meter persis di atas perempatan jalan di jantung kota itu. Menyaksikan menara yang belakangan saya ketahui bernama Menara Keagungan Limboto, saya tiba-tiba ingat Menara Eiffel di Prancis sana. Benar-benar serupa tapi tak sama hehe..

Saya pun harus mengakui ada benarnya juga lagu berjudul Tak Perlu Keliling Dunia yang dilantunkan penyanyi remaja nan cantik, Gita Gutawa. Tak perlu harus bersusah payah jauh-jauh, merogoh kocek dalam-dalam pergi ke Prancis hanya untuk sekedar berfose di dekat menara legendaris itu. Toh kalau di Bumi Hulontalo sudah ada menara yang sedemikian mirip dan megahnya, meski dalam banyak hal berbeda.

Oya Kawan, sebenarnya banyak tempat-tempat menarik di provinsi ke 32 Indonesia yang resmi terbentuk pada 2001. Namun, hanya beberapa tempat saja yang saya bisa kunjungi, salah satunya menara Eiffel from Limboto itu. Selama delapan hari di sana, saya lebih banyak menghabiskan waktu di hotel, ngadem, sembari mengerjakan laporan yang menumpuk. Selebihnya paling saya keluar untuk urusan pekerjaan karena memang suhu udara di sana mungkin dua kali lipat panasnya dari suhu di Jakarta.

Dan, selama delapan hari lebih, saya nyaris mengabaikan blog butut saya yang kebetulan saya ikutkan pada kompetisi Djarum Black Blog Competition. Dus, melihat potensi anak-anak mudanya, rasanya tak terlalu berlebihan bila Gorontalo dijadikan sebagai salah satu tempat even-even yang diselenggarakan oleh Djarum Black, mungkin di masa-masa yang akan datang.