Jumat, 30 November 2007

Menulis Mudah Tapi Sulit


Menjadi Kaya dengan Menulis? So What Gitu Loh…

Bila budaya lisan (oral of culture) telah begitu akrab dengan keseharian kita, mengapa kita enggan mengakrabkan diri dengan budaya menulis (write of culture)? Padahal kegiatan ini bisa dilakukan di waktu yang menyebalkan sekalipun.

Alkisah pada suatu hari di tahun 1990, J. K. Rowling sedang menunggu kereta api dari Manchester ke Kota London. Hampir empat jam Rowling menunggu kedatangan kereta. Padahal kita tahu salah satu kegiatan yang paling menyebalkan di dunia ini adalah menunggu. Namun siapa menyangka momen menyebalkan itu menjadi awal lahirnya sebuah mahakarya (kesusteraan) yang sangat digemari masyarakat di banyak penjuru dunia.

Dari kegiatan menunggu, Rowling mengambil inisiatif untuk menjadikan Harry Potter sebagai inspirasi hidupnya. Dia menghabiskan waktu di dalam perjalanannya itu dengan memikirkan plot yang lengkap tentang Harry Potter.

“Saya telah menulis hampir tanpa jeda sejak umur enam tahun, tapi sebelumnya saya tidak pernah merasa begitu bergairah akan suatu gagasan. Saya hanya duduk dan berpikir, selama empat jam (menunggu keterlambatan kereta api), dan semua detil bermunculan di otak saya. Dan anak laki-laki ceking berambut hitam dan berkaca mata yang tidak menyadari bahwa ia adalah seorang penyihir menjadi semakin lama semakin nyata bagi saya,” tulis Rowling dalam situs pribadinya.

Pada tahun 1997, buku pertama Rowling berjudul Harry Potter and Philosopher's Stone (Harry Potter dan Batu Bertuah) dirilis ke pasaran. Tanpa diduga serial fantasi ini mendapat sambutan luar biasa di seluruh penjuru dunia. Kesuksesan buku pertama mengilhami Rowling untuk melanjutkan kisah penyihir cilik hingga menjadi tujuh serial, lima di antaranya telah diadopsi dalam bentuk film. Film keenam, Half-Blood Prince dan film ketujuh, The Deathly Hallows akan segera dirilis tahun 2008.

Blogger, toh kita tidak harus menjadi J.K Rowling yang menjadi miliuner karena pekerjaan luar biasanya itu. Bahwa menulis bisa membuat orang menjadi kaya itu sebuah keniscayaan bila kita benar-benar tekun menjalaninya. Lebih dari itu, cukuplah kita merasa bahagia saat curahan pikiran kita, minimal ada yang membaca. Itu saja.

Salam hangat.