Selasa, 13 November 2007

Konstruksi Tahan Gempa


Yang Bingung dan Yang Diabaikan

Masih ingat beberapa kejadian gempa bumi di beberapa daerah seperti di Bengkulu, Padang, Nias, Yogya yang meluluhlantakkan banyak fasilitas umum dan rumah-rumah penduduk? Selain pasrah, kenyataannya, hingga kini pemerintah belum menemukan cara yang jitu untuk mengantisipasi dampak kekuatan gempa.

Padahal, saat ini telah ditemukan teknologi mutakhir yang bisa mengantisipasi hal ini. Temuan ini diberi nama Teknologi Delta Qualstone S.K.125 karya putra terbaik bangsa yang telah diuji di Balai Besar Pengujian Barang dan Bahan Teknik (B4T) Bandung, terdaftar di Business Technology Center - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BTC-BPPT), serta telah memiliki sertifikat Hak Paten.

Namun sayang, aset yang sangat berharga ini belum dilirik secara serius oleh pemerintah sehingga sampai saat ini untuk mewujudkan bangunan rumah contoh masih terkendala persoalan dana. Padahal untuk mewujudkan hal itu, tidak terlalu menguras dana yang besar. Bandingkan dana rehabilitasi yang harus dikeluarkan pemerintah di daerah-daerah yang terkena musibah gempa semisal di Bengkulu yang pada tanggal 12 September 2007 lalu diguncang gempa 7,9 skala richter. Dana rehabilitasi yang harus dikucurkan pemerintah mencapai Rp 2 triliun!

Toleransi gempa hingga 9 skala richter

Mengapa Teknologi Delta qualstone S.K.125 disebut-sebut sebagai teknologi yang bisa beradaptasi pada getaran gempa hingga 9 skala richter? Menurut penemunya, beton cetak produk teknologi ini per piece-nya memiliki berat ± 3,85 kg dan kuat tekan 125 kg/cm³.

Jadi bila dibandingkan dengan produk bahan bangunan sejenis semisal batubata merah dan batako, bahan bangunan ini memiliki kekuatan tekan yang sangat tinggi. Keunggulan teknis lainnya, produk teknologi ini apabila telah tersusun akan menciptakan beban nol atau seimbang menjadi merata.

Dari hasil riset sementara ini, bangunan dari bahan beton ini juga memiliki kemampuan untuk bertahan dari guncangan gempa karena di antara ikatan (pertemuan batu) satu sama lain memiliki toleransi ± 2 mm yang memang disiapkan sebagai antisipasi terhadap getaran.

Bagi daerah-daerah yang jauh dari pusat (episentrum) gempa, dapat menggunakan beton standar K.125. Namun untuk daerah-daerah yang rawan gempa, pemilik lisensi menganjurkan menggunakan K.225 ke atas.