Jumat, 09 November 2007

Rumah Kita adalah Keluarga


Ruang Indah itu Bernama Keluarga

Rumah kita yang sesungguhnya adalah keluarga (dalam konteks duniawi). Rasanya tak ada yang tidak sepakat dengan ungkapan ini. Hayo siapa yang tidak sepakat? Tanpa keluarga kita seperti manusia yang tanpa identitas (bahasa kerennya luntak-lantung) dan kering kayak kerupuk...

Keluarga adalah segalanya. Tentu saja, karena keluargalah yang senantiasa ada di saat kita bahagia maupun di saat kita sedang berduka. Kebanggaan kita adalah kebanggan keluarga, pun dengan kesedihan dan kemeranaan kita. Yang pertama sekali, keluargalah yang akan turut merasakan. Setelah itu baru--kalau ada: teman sejati, pacar sejati, tetangga idola dan orang-orang baik hati lainnya yang keberadaannya dewasa ini sudah sangat langka!

Blogger, ketergantungan terhadap keluarga akan sangat terasa di kala kita jauh. Kalau masih sangsi, coba deh jauh-jauh dari keluarga. Dalam kesendirian, acap kita membayangkan kebersamaan yang terekam bersama keluarga tercinta. Dan ibarat figura, rumahlah yang senantiasa membingkai setiap kenangan itu. Coba putar kembali memori kita. Sungguh indah bukan?

Di rumah kita mendapatkan segalanya. Perhatian, kasih sayang, masakan favorit bikinan ibu, sampai hal-hal terkecil seperti soal sisiran rambut kita yang terlihat kurang rapi, atau tentang seseorang yang saat ini sedang dekat dengan kita. Wuiihhh

Ayah, ibu, kakak, adik-adik, saudara, ponakan dan seterusnya merupakan pelangi yang memberi warna indah bagi kehidupan kita. Sungguh, merekalah yang pertama mengerti soal terkecil tentang kita. Yang terkecil sekalipun!

Jauh dari keluarga, kita seperti kapas yang tertiup angin guys… Lunglai tanpa akar dan pegangan. Cuma sehelai ingatan yang mendadak terhempas. Rindu yang sangat tiba-tiba membuncah. So, jangan sia-siakan keluarga kita. Meski terkadang kita jauh, tetapi--sekuat tenaga--berusahalah untuk membuat mereka bangga.

Tidak ada komentar: