Kamis, 12 Februari 2009
Djarum Black Slimz
Apresiasi Terhadap Pedagang Kecil
Sudah lebih tiga tahun Mbak’e Titi berdagang rokok menggunakan gerobak di pinggir jalan dekat kantorku di Jalan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur. Dari mulai kemalingan hingga gerobaknya diciduk aparat Kamtib, adalah segelintir pengalaman yang cukup menyedihkan bagi pedagang kecil asal Kuningan ini.
Kawan, bangsa ini ga mungkin bisa menyepelekan begitu saja kontribusi para wirausahawan rendah terhadap pertumbuhan ekonomi makro (hmm..hebat yah bahasanya, padahal ga ngerti loh hehe). Lanjut yah, tanpa adanya mereka, rasanya mustahil perekonomian kita bisa stabil. Makanya, sudah sepatutnya kita harus memberikan apresiasi kepada para pedagang kecil seperti Mbak’e Titi yang telah ikut menghidupkan perekonomian bangsa.
Namun, perlakuan aparat terhadap mereka terkadang sangat menyedihkan. Seringkali, dengan alasan mengganggu ketertiban umum, aparat Kamtib melakukan penyerobotan seenaknya aset milik para pedagang kecil tersebut.
Secara pribadi saya tidak begitu terganggu dengan keberadaan para penggerak roda perekonomian di level paling bawah itu. Malah sebaliknya, saya pikir eksistensi mereka cukup membantu meringankan para konsumen yang merasa terlalu ribet bila harus pergi ke supermarket atau swalayan hanya untuk membeli sebungkus rokok atau sebotol minuman dingin, misalnya. (Oh, pemerintah, pemerintah, tolong jangan mengkambinghitamkan pedagang kecil!).
Saya pun tidak begitu paham apakah ada korelasi antara aktivitas pedagang kecil yang membuka lapak/gerobak di pinggir-pinggir jalan dengan tingkat kemacetan lalu lintas. Kalaupun memang terbukti ada, seperti di pasar tumpah itu, saya pikir yah peraturan memang harus ditegakkan. Namun bagaimana dengan yang hanya berdagang secara sendiri-sendiri di pinggir jalan dan tidak sampai memakan badan jalan seperti Mbak’e Titi dong…
Saat gerobak Mbak'e Titi diciduk aparat Kamtib beberapa bulan lalu, ia terlihat sangat terpukul. Bagaimana tidak, gerobak yang diciduk tersebut adalah satu-satunya alat baginya untuk mencari nafkah. Coba pikir, umpamanya dalam satu hari ada sekitar seribu gerobak yang diciduk aparat. Sudah barang tentu kejadian ini akan sangat berpengaruh pada panjualan prodak-prodak seperti rokok, atau makanan dan minuman ringan.
Jadi, menurut hemat saya, para pengusaha besar yang rantai distribusi prodaknya hingga menyentuh para pedagang kecil ini, sudah seharusnya memberikan apresiasi kepada mereka. Terutama para pengusaha yang prodaknya cukup laku seperti prodak dari PT. Djarum yang baru-baru ini mengeluarkan prodak bernama Djarum Black Slimz.
Suer, ini bukan dibuat-buat, saat saya bertanya kepada Mbak’e Titi bagaimanakah penjualan Djarum Black Slimz di gerai eh gerobaknya, ternyata cukup laris loh (hehe bukan karena mau ikut kompetisi yah). Ia juga sangat senang saat saya membidikkan lensa kamera ke arahnya, termasuk saat saya suruh-suruh memamerkan Djarum Black Slimz ala SPG-SPG profesional. Mbak’e mau aja.
Satu saja keyword dari Mbak’e Titi kepada saya, katanya ia tidak akan menolak bila suatu saat Djarum Black Slimz memberikan apresiasi, sekaligus promosi prodak tentunya, berupa bantuan gerobak Djarum Black Slimz kepada pedagang kecil seperti dirinya hehehe….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar