Senin, 03 Desember 2007

Media Indonesia


Rendah, Perhatian atas Temuan Karya Anak Bangsa

Kepedulian pemerintah dan beberapa elemen terkait lainnya terhadap temuan teknologi baru karya anak bangsa ternyata belum seperti yang diharap. Kenyataannya para penyelenggara negara lebih interest memikirkan bagaimana memperpanjang kekuasaan, berbagi-bagi proyek yang bisa memberikan keuntungan pribadi/kelompok, ketimbang memikirkan kesejahteraan rakyat, alih-alih memikirkan teknologi baru karya anak bangsa sendiri, yang bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa.

Saya merasa sedih dengan kenyataan ini. Di negeri ini, ada sebuah temuan teknologi baru di bidang pembangunan fisik konstruksi yang diberi nama Teknologi Delta Qualstone SK.125 (selanjutnya disingkat TDQ SK.125) yang telah ditemukan 20 tahun yang lalu, namun hingga kini belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah.

Untuk diketahui TDQ SK.125 adalah temuan teknologi baru produk bahan bangunan multifungsi (untuk membuat rumah, talud, turap, jembatan, trotoar, jalan, dinding, bahkan landasan pesawat terbang dan lain-lain). Teknologi ini juga bisa menjadi solusi rehabilitasi pembangunan rumah penduduk yang rusak akibat bencana alam dalam waktu yang cepat, dan bisa dijadikan solusi pembangunan rumah di daerah-daerah rawan gempa dan tsunami.

Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan antara lain dari sisi kualitas sangat kuat (batu beton cetak/cor) standar K.125, anti gempa (karena dari setiap pertemuan batu terdapat toleransi 2 mm), knock-down, ramah lingkungan (karena tidak melakukan pengerukan tanah dan pembakaran dalam proses pembuatannya), cepat (untuk membangun rumah tipe 36 bisa selesai dalam hitungan jam), serta lebih murah hingga 20 persen dibanding menggunakan produk bahan bangunan sejenis (batubata merah dan batako).

Sebagai sebuah karya intelektual, TDQ SK.125 telah didaftarkan pada Departemen Kehakiman, Ditjen HAKI dan HAM dengan nomor Paten: S00.2002.00127, Desain: A00.2002.01748, dan Merek: D00.2002.18573-18783. Selain itu, TDQ SK.125 telah beberapa kali mengikuti pameran industri di Sumatera Selatan, serta telah diuji di Balai Besar Pengujian Barang dan Bahan Teknik (B4T) Bandung dan terdaftar di Business Technology Center - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BTC-BPPT).

Apabila teknologi ini bisa dikembangkan secara industri, tentu akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Lebih jauh akan berdampak positif bagi perekonomian bangsa apabila lisensi teknologi ini telah diakui dunia. Dari sisi kebanggaan (pride) sebagai bangsa, kita akan dicatat sebagai bangsa penemu teknologi yang bisa menjadi solusi pembangunan di bidang fisik konstruksi termutakhir di dunia. Tidak seperti selama ini, bangsa ini hanya dikenal sebagai salah satu negara terkorup di dunia.

Semestinya, apa pun karya anak bangsa yang sifatnya positif, bisa menjadi jawaban atas persoalan bangsa ini (kemiskinan, kebodohan, stigma negatif dll). Namun sangat disayangkan, penyelenggara negara ini tidak pernah berpikir panjang bagaimana mendorong anak bangsa bisa berkarya lebih baik, sekaligus mengangkat karya-karya tersebut sebagaimana mestinya.

Melalui forum ini kami sangat berharap para penyelenggara negara bisa lebih memperhatikan temuan tekologi karya putra bangsa yang bisa memberikan nilai tambah dan dampak positif bagi kemajuan bangsa. Bila perlu, melalui instansi yang berwenang, temuan-temuan teknologi baru yang selama ini belum diperhatikan, yang jumlahnya mencapai ribuan, diregistrasi ulang. Selanjutnya, dipilah-pilah mana saja teknologi yang benar-benar bermanfaat dan bisa memberikan nilai tambah dalam kehidupan. Teknologi seperti itulah kiranya yang diberikan bantuan untuk dikembangkan sebagai aset bangsa.

Penyelenggara negara (pemerintah dan DPR), demi keberlanjutan bangsa ini ke depan, sudah saatnya mengubah paradigma dan pola pikir negatif hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok, tanpa memikirkan kepentingan yang lebih luas. Persoalan demi persoalan yang mendera bangsa yang tak ada habis-habisnya harus segera dicarikan solusi penyelesaian. Salah satunya dengan memberdayakan temuan teknologi anak negeri yang bisa bersaing di dunia internasional.

Pengirim: Ahmad Zazili
Dimuat di rubrik “FORUM” Media Indonesia
Sabtu, 1 Desember 2007

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Menjadi seorang jurnalis sejati, harus mengedepankan hati nurani dan memandang persoalan dengan hati bersih. Namun jaman sekarang hanya segelintir jurnalis yang memandang persoalan dengan hati, melainkan dengan rekening. Semoga kita tetap menjadi jurnalis yang bermata hati.